Apa Jaga K3 Dibutuhkan Saat Bekerja di Dapur?
K3 atau yang mempunyai kepanjangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai satu pertimbangan dan usaha untuk jamin kesatuan dan kesempurnaan jasmani atau rohani tenaga kerja terutamanya dan manusia secara umum dan hasil kreasi dan budaya ke arah warga adil dan makmur. Menurut keilmuannya K3 disimpulkan sebagai semua pengetahuan dan Aplikasinya untuk menahan berlangsungnya kecelakaan kerja, penyakit karena kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Sedang menurut OHSAS 18001:2007 ialah semua keadaan dan factor yang bisa berpengaruh pada kesehatan serta keselamatan kerja tenaga kerja atau seseorang (kontraktor, penyuplai, pengunjung dan tamu) pada tempat kerja. jual sepatu safety terdekat bisa cek di link berikut ini ya.
Manfaat jaga K3 tentunya banyak, bukan hanya amankan diri sendiri, tapi seseorang bahkan keluarga kita di dalam rumah. Jaga K3 bukan hanya dilaksanakan pada industri-industri besar, beberapa pabrik, tugas konstruksi, tetapi kita diharap bisa jaga K3 di semua bidang tugas, bahkan juga di lingkungan dapur. Dapur yang diartikan di sini bisa berbentuk dapur kecil yang umum kita pakai di dalam rumah untuk keperluan individu atau dapur besar yang memuat beberapa orang, untuk jumlah banyak dan mempunyai peraturan yang bisa disebutkan sulit.
Saat bekerja di dapur kita sebaiknya memperhitungkan kondisi di dapur dan meminimalkan berlangsungnya kecelakaan kerja yakni dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati. Bekerja di dapur mempunyai risiko timbulnya cidera enteng bahkan juga sampai cidera serius. Alat mengolah yang panas, jumlahnya perlengkapan dapur yang tajam dan beresiko yang diletakkan di sembarangan tempat dan tidak teratur, bisa memberikan ancaman keselamatan kerja untuk kita atau karyawan yang berada di dapur.
Penerapan k3 di lingkungan dapur ini salah satunya usaha untuk meminimalkan ada kecelakaan pada tempat kerja, kurangi kecapekan kerja, menambahkan keproduktifan manusia, dan memiara lingkungan kerja yang sehat da efektif.
Menurut Keputusan Menteri kesehatan NO. 175/MEN/SK/V/2003 jika tiap dapur komersil harus mempunyai :
Konstruksi bangunan, keadaan dapur bisa disebutkan bagus bila jarak antara sections dan peletakan perlengkapan kerja efektif, luas dapur yang disamakan dengan jumlah kapasitas tamu restaurant, dan ada jalur kerja yang bagus.
Lantai, lantai dibuat berbahan yang tidak gampang licin
Dinding, dinding gampang dicuci, dibikin bersih dan tidak ada sela atau rengat.
Sirkulasi, harus mempunyai jendela, pintu dan lubang udara atau exhaust untuk perputaran angin segar dan jaga lingkungan kerja supaya sehat.
Penerangan, penerangan dan pencahayaan sebaiknya memenuhi ruangan kerja.
Pembuangan, mekanisme pembuangan harus dipisah ke 4 kelompok yakni : Tersisa makanan, lemak, sampah anorganik, sampah organik.
Pembagian dapur, tiap dapur harus dipisah ke 4 daerah yakni : penyiapan ( mise enplace), pemrosesan (cooking process), penyuguhan (serving), pembersihan (cleaning)
Perkakas mengolah, perkakas mengolah harus sesuai keadaan dapur,berperan secara baik, dan selalu harus dijaga dan dibikin bersih.
Perlengkapan mengolah, gampang dipindah,gampang dibikin bersih, dimasukkan ke dinding jika dibutuhkan.
Peralatan bantuan pertama pada kecelakaan (P3K), pengecekan secara periodik harus dilaksanakan untuk jaga tersedianya peralatan P3K.
Peralatan pengendalian kebakaran, tiap dapur harus mempunyai perintah manual dan fire extinguisher.
Berdasar data kecelakaan atau peristiwa yang umum terjadi di lingkungan dapur diantaranya :
Cedera irisan, disebabkan karena pemakaian pisau, mesin pemotong, choppers yang tidak pas dan pecahan beling dan kaca.
Perlengkapan yang dialiri listrik, jika pemakaian nya tidak sesuai dengan, karena itu blenders, mixers, slicers, grinders, atau buffalo choppers bisa mengakibatkan cidera.
Gelas dan bermacam barang pecah iris, gelas, mangkuk, dan piring benar-benar lah rawan mengakibatkan cidera, pecahan dari kaca dan gelas yang umumnya ada dalam tempat bersihkan piring bisa mengakibatkan berlangsungnya kecelakaan kerja
Cedera bakar, hal yang tersering dan lumrah terjadi dalam kecelakaan kerja di dapur yaitu cedera bakar, dimulai dari cedera bakar enteng sampai cedera bakar kronis yang terjadi yang disebabkan contact dengan permukaan panas pemanggang (griller), oven, kompor, alat pengukus, alat penggorengan dan perlengkapan masak yang lain yang hasilkan energi panas
Tergelincir dan jatuh, biasanya terjadi jatuh dalam dapur biasanya disebabkan karena lantai yang licin dan berminyak. Pegawai banyak juga yang tidak memerhatikan kondisi dari lantai itu. bahaya dari lantai berminyak dan basah akan makin jelek jika terjadi saat jam kerja operasional dapur sedang repot.
Kebakaran, mayoritas dapur berpotensi kebakaran yang lumayan tinggi karena pemakaian api yang tetap berpijar. Kekuatan kebakaran yang terjadi di perusahaan penyuplai jasa makanan semakin tinggi dibandingkan tipe usaha yang lain.
Untuk menghindar kecelakaan dan peristiwa yang tidak diharapkan itu karyawan di lingkungan dapur sebaiknya diperlengkapi perlengkapan atau APD (Alat Perlindungan Diri) yang tepat. Alat atau APD yang semestinya diberi menurut Rabone (2007:50) ialah :
Topi juru masak (chef hat), ukuran sebaiknya sama sesuai dan tutupi tempat kepala dan bersih, dibuat berbahan yang bisa mempernyerap keringat, bisa dicuci atau sekali saja pakai.
Dasi kain ikat (neck tie), sebaiknya dibuat berbahan material katun yang bermanfaat untuk mempernyerap keringat yang berada di leher dan sebaiknya bersih.
Seragam Juru masak (chef jacket), sebaiknya dibuat berbahan yang gampang mempernyerap keringat, tebal tetapi bukan dibuat berbahan yang gampang panas. Diwajibkan memiliki 2 segi di bagian dada dan lengan panjang yang mana berperan sebagai perlindungan.
Celemek (apron), sebaiknya tutupi dari sisi pinggang s/d sisi lutut yang berperan sebagai perlindungan.tetapi tidak boleh memakai celemek yang terlampau panjang karena bisa mencelakakan keselamatan
Celana panjang (Trousers), untuk kenyamanan, celana harus dibuat berbahan katun dan tidak ketat, pun tidak bisa terlampau panjang karena beresiko untuk keselamatan
Sepatu (shoes), sepatu keselamatan yang dipakai di dapur sebaiknya nyaman, kuat, dan membuat perlindungan jemari jari kaki. Sisi alas kaki harus lah mempunyai sol anti licin dan sisi atas tidak mempernyerap.
Seperti itu keterangan ringkas dari saya berkenaan keutamaan jaga K3 di lingkungan dapur supaya tidak ada kecelakaan atau hal yang lain tidak diharapkan. Begitupun saya terangkan mengenai bahaya yang bisa terjadi dan berkenaan peralatan atau APD yang diperlukan untuk menahan berlangsungnya kecelakaan di lingkungan dapur.
Kemungkinan demikian keterangan saya berkenaan keutamaan jaga K3 di lingkungan dapur. Mudah-mudahan artikel ini berguna untuk beberapa orang yang membacanya.
0 komentar:
Posting Komentar