Kamis, 12 Agustus 2021

Pemakaian Alat Perlindungan Diri APD Untuk Karyawan


Pemakaian alat perlindungan diri sebagai standard yang perlu diprioritaskan dalam bekerja. kelebihan ini diharap supaya karyawan selamat dan memperhitungkan beberapa hal yang tidak diharapkan dalam bekerja. Berikut keterangan alat perlindungan diri yang diambil dari bppsdmk.kemkes.go.id.

jual sepatu safety terdekat bisa menjadi salah satu pilihan untuk kamu.

Alat Perlindungan Diri (APD) adalah kelengkapan harus yang dipakai saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk jaga keselamatan tenaga kerja tersebut atau seseorang pada tempat kerja.


A. JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


1. Alat Perlindungan Kepala/Helmet


Arah dari penggunaan alat perlindungan kepala untuk menahan rambut karyawan terlilit oleh mesin yang berputar-putar, membuat perlindungan kepala dari bahaya terbentur oleh benda tajam atau keras yang bisa mengakibatkan cedera gores, potong atau tusuk, bahaya keruntuhan beberapa benda atau terpukul oleh beberapa benda yang melayang-layang atau melaju pada udara, panas radiasi, api dan recikan beberapa bahan kimia korosif. Topi pengaman bisa dibikin dari beragam bahan, misalkan bahan plastik (Bakelite), serat gelas (fiberglass), dan sebagainya.


Topi pengaman yang dibikin dari Bakelite memiliki sejumlah keuntungan yakni enteng, tahan pada bentrokan atau pukulan beberapa benda keras dan tidak salurkan listrik (isolator electricity). Topi yang dibikin berbahan kombinasi serat gelas dan plastik benar-benar tahan pada asam atau basa kuat.


Alat perlindungan kepala, menurut memiliki bentuk, bisa dibagi jadi beberapa macam.


a. Topi pengaman (safety helmet), membuat perlindungan kepala dari bentrokan, keruntuhan, pukulan beberapa benda keras atau tajam. Topi pengaman harus tahan pada pukulan atau bentrokan, peralihan cuaca, dan dampak bahan kimia. Topi pengaman harus dibuat berbahan yang tidak gampang terbakar, tidak mengantarkan listrik enteng dan gampang dibikin bersih.


b. Hood, berperan membuat perlindungan kepala dari bahaya-bahaya bahan kimia, api, dan panas radiasi yang tinggi. Hood dibuat berbahan yang tidak memiliki sela atau lubang, umumnya dibuat dari asbes, kulit, wool, katun yang digabungi alumunium dan sebagainya.


c. Tutup kepala (hair cap), berperan membuat perlindungan kepala dari kotoran debu dan membuat perlindungan rambut dari bahaya terlilit oleh beberapa mesin yang berputar-putar. Umumnya dibuat berbahan katun atau bahan yang lain gampang dicuci.


2. Alat Perlindungan Mata dan Muka


Perlindungan mata berperan membuat perlindungan mata dari recikan korosif, radiasi, gelombang elektromagnetik dan bentrokan/pukulan beberapa benda keras atau tajam. Alat ini untuk menahan masuknya debu-debu ke mata dan menahan iritasi mata karena penjabaran gas atau uap.


Alat perlindungan mata terbagi dalam kacamata (spectacles) tanpa atau dengan perlindungan samping (shideshield), goggles (cup tipe/boxtype), dan tameng muka (face shreen/face shield). Lensa dari kacamata pengaman/goggles bisa dibikin dari beberapa macam bahan, misalkan plastik (polykarbonat, cellulose, acetate, polykarbonatvinyl) yang terbuka atau kaca. Polykarbonat/polycarbonate sebagai tipe plastik yang memiliki ketahanan yang terbesar pada bentrokan/pukulan.


Membuat perlindungan mata dari radiasi elektromagnetik yang tidak mengion (infra merah, ultraviolet), lensa dari kacamata pengaman/goggles dilapis dengan oksida dari kobal dan dikasih warna biru atau hijau yang selainnya membuat perlindungan mata dari bahaya radiasi tapi juga untuk kurangi kesilauan. Kekuatan filter untuk mempernyerap panjang gelombang tertentu bergantung dari kepadatannya (opticaldensity) dan tipe bahan kimia yang dipakai untuk membikin lensa itu. Membuat perlindungan mata dari bahaya radiasi yang mengion (cahaya X), bisa digunakan kacamata pengaman di mana lensa dari kacamata itu dilapis oleh timah hitam (Pb).


3. Alat Perlindungan Pendengaran


Ada dua tipe alat perlindungan telinga, diantaranya.


a. Sumbat telinga (ear plug)


Sumbat telinga yang bagus ialah sumbat telinga yang bisa meredam frekwensi tertentu saja, sedang frekwensi perbincangan tidak terusik. Ear socket bisa dibikin dari kapas, malam (wax), plastik, karet natural serta sintetik, Ear socket bisa diperbedakan (menurut langkah penggunaannya) ,jadi:


1) Semi insert-type ear socket, yang cuman menutup lubang telinga luar saja.


2) Insert tipe ear socket, yang tutupi semua sisi dari aliran telinga.


Keuntungan memakai ear socket yakni


1) Gampang dibawa karena ukuran yang kecil.


2) Lebih nyaman digunakan pada tempat kerja yang panas.


3) Tidak batasi pergerakan kepala.


4) Harga lebih murah.


5) Bisa digunakan secara mudah dan tidak dikuasai oleh penggunaan kacamata, tutup kepala dan anting-anting/giwang.


Rugi memakai ear socket yakni


1) Untuk penempatan yang pas, ear socket membutuhkan saat yang semakin lama dari ear muff.


2) Tingkat perlindungan yang diberi oleh earplug lebih kecil dari ear muff.


3) Susah diawasi oleh pengawas apa karyawan menggunakan ear socket atau mungkin tidak (karena ukuran yang kecil).


4) Ear socket cuman digunakan oleh karyawan yang telinganya sehat.


5) Jika karyawan memakai tangan yang kotor di saat memasangkan ear socket, peluang bisa mengakibatkan iritasi di kulit aliran telinga.


b. Tutup telinga (ear muff)


Alat perlindungan telinga ini terbagi dalam 2 biji tutup telinga dan sebuah headband. Isi pada tutup telinga bisa berbentuk cairan atau busa yang berperan untuk mempernyerap suara dengan frekwensi tinggi. Bila dipakai dalam periode waktu lama, efektifitasnya bisa turun karena bantalannya jadi keras dan mengerut sebagai karena reaksi bantalan dengan minyak dan keringat yang ada pada permukaan kulit.


Peredaman tutup telinga semakin besar dibanding sumbat telinga. Keuntungan memakai earmuff yakni


1) Atenuasi suara (besarnya intensif suara yang direduksi) biasanya semakin besar dari earplug.


2) Earmuff bisa dipakai oleh semua karyawan sama ukuran telinga yang lain.


3) Pemakaian gampang diawasi oleh pengawas.


4) Bisa digunakan oleh karyawan yang menanggung derita infeksi telinga yang enteng.


5) Gampang dicari jika lenyap karena ukuran earmuff yang relatif besar.


Sedang rugi memakai earmuff yakni:


1) Tidak nyaman dipakai pada tempat kerja yang panas.


2) Efektifitas dari earmuff dikuasai oleh penggunaan kacamata, tutup kepala, antinganting dan rambut yang tutupi kepala. Demikian juga kenyamanan dari penggunaannya.


3) Penyimpanannya lebih susah dari ear socket.


4) Bisa batasi pergerakan kepala jika dipakai pada tempat kerja yang sempit/benar-benar sempit.


5) Harga lebih mahal dari ear socket.


6) Pada penggunaan yang sering atau jika headband yang berpegas kerap ditekuk oleh penggunanya, ini akan mengakibatkan daya atenuasi suara dari ear muff turun.


4. Alat Perlindungan Pernapasan


Menurut langkah kerjanya, respirator dibagi jadi:


a. Respirator pemurni (air purifying respirator)


1) Chemical respirator


Respirator berperan bersihkan udara dengan adsorbsi atau absorpsi. Adsorpsi ialah satu proses saat kontaminan menempel pada permukaan zat padat (adsorben), sedang absorbsi ialah satu proses saat gas-gas atau uap melangsungkan penetratif ke susunan sisi dalam dari satu zat (absorber). Respirator ini jangan dipakai pada tempat kerja yang ada gas atau uap yang berlebihan, kandungan gas/uap pada udara tempat kerja lumayan tinggi/alami kekurangan oksigen.


2) Mechanical filter respirator


Filter ini dipakai membuat perlindungan dari penjabaran aerosol zat padat dan aerosol zat cair lewat proses penyaringan. Efektivitas filter ini bergantung pada ukuran dan tipe filter. Makin kecil diameter dari pori-pori filter makin besar tahanan pada saluran udara.


3) Gabungan mechanical den filter respirator


Respirator ini dipakai pada penyemprotan pestisida dan pengecatan. Respirator ini diperlengkapi dengan filter dan adsorben hingga relative lebih berat dari filter atau cartridge respirator.


b. Respirator penyuplai udara (Breathing Apparatus)


Berlainan dengan respirator pemurni udara, respirator ini tidak diperlengkapi filter/adsorben. Langkah respirator ini membuat perlindungan penggunanya dari zat kimia yang paling toksik atau kekurangan oksigen dengan memasok udara atau oksigen ke penggunanya. Supply udara atau oksigen ke penggunanya bisa lewat silinder, bak atau compressor yang diperlengkapi dengan alat pengontrol penekanan. Respirator penyuplai udara dibagi jadi:


1) Air line respirator


Respirator ini terbagi dalam full-half facepiece (head covering helmet), aliran udara (air line), dan silinder atau compressor udara yang diperlengkapi dengan alat pengontrol penekanan. Respirator ini dibagi jadi 2 jenis yakni continous flowtype dan permintaan tipe. Pada permintaan tipe air line respirator, supply udara ke facepiece cuman terjadi di saat penggunanya menarik napas hingga penekanan dalam facepiece jadi negatif.


Respirator diperlengkapi dengan satu klep pengontrol saluran udara yang ada antara facepiece dan compressor udara. Jumlahnya udara yang mengucur ke facepiece minimal 115 liter per menit dan panjang pipa udara maksimal 300 feet dan inlet pressure maksimal yang dikenankan ialah 124 psig (NIOSH).


Pada continous tipe air line respirator, udara akan mengucur ke facepiece dengan teratur dan terus-terusan. Karena itu jumlahnya udara yang mengucur ke helmet atau hood sedikitnya 170 liter per menit.


2) Air horse respirator/hosemask


Langkah kerja air-supplied respirator serupa sama air line respirator. Ketidaksamaan ke-2 respirator ini berada pada diameter pipa udara yang dipakai. Pada hosemask, diameter dari hose lumayan besar hingga penggunanya bisa mengisap udara bersih sekalinya blower dari respirator itu tidak berperan.


Jika hose mask tidak diperlengkapi dengan blower karena itu ujung hose (inletend) harus ditempatkan pada sebuah tempat dengan udara atmosfer cukup penuhi persyaratan untuk dihirup dan dapat diperlengkapi dengan filter untuk memfilter debu-debu khususnya debu yang memiliki ukuran besar. Pada kondisi genting, penggunaan hosemask seharusnya dibarengi dengan self-contained breathing apparatus (SCBA). Hose mask yang diperlengkapi dengan blower bisa memasok udara sekitar 140 liter per menit.


3) Self contained breathing apparatus


Self-contained breathing apparatus (SCBA) dipakai pada tempat kerja saat ada zat kimia yang paling toksik atau defisiensi oksigen.


5. Alat Perlindungan Tangan


Banyak hal yang penting diperhitungkan dalam penyeleksian alat perlindungan tangan ialah:


a. Bahaya yang kemungkinan terjadi, apa berupa beberapa bahan kimia korosif, bendabenda panas, panas, dingin atau tajam atau kasar.


b. Daya tahannya pada beberapa bahan kimia.


c. Kesensitifan yang dibutuhkan saat lakukan tugas.


d. Sisi tangan yang perlu diproteksi.


Menurut memiliki bentuk sarung tangan dibagi jadi:


a. Sarung tangan biasa (gloves).


b. Sarung tangan yang dilapis logam (gounlets).


c. Sarung tangan yang ke-4 jemari penggunanya dibuntel menjadi satu terkecuali ibu jemari (mitts mittens).


6. Alat Perlindungan Kaki


Sepatu keselamatan kerja (safety shoes) berperan membuat perlindungan kaki dari bahaya keruntuhan beberapa benda berat, terpercik bahan kimia korosif, dan tertusuk beberapa benda tajam. Menurut tipe tugas yang sudah dilakukan, sepatu keselamatan dibagi jadi:


a. Sepatu pengaman yang dipakai untuk pengecoran baja dibuat berbahan kulit yang dilapis logam chrome atau asbes.


b. Sepatu khusus yang dipakai untuk bahaya peledakan. Sepatu ini jangan ada paku-paku yang bisa memunculkan recikan bunga api.


c. Sepatu karet anti elektrostatik membuat perlindungan karyawan dari bahaya listrik.


d. Sepatu pengaman untuk karyawan bangunan. Sepatu ini ujungnya dilapis baja membuat perlindungan jemari kaki.


7. Alat Perlindungan Ketinggian


Tali dan sabuk pengaman dipakai untuk membantu kecelakaan. Disamping itu, sabuk pengaman dipakai pada tugas mendaki dan memanjat konstruksi bangunan.


8. Alat Perlindungan Badan


Baju tenaga kerja pria yang melayani mesin semestinya berlengan pendek, tidak kendur pada dada atau punggung, tidak ada lipatan-lipatan. Baju kerja wanita seharusnya menggunakan celana panjang, tutup kepala dan tidak menggunakan perhiasan. Berikut ialah contoh baju perlindungan seperti wearpack.


9. Pelampung Pakaian


Pelampung ialah alat yang berperan jaga penumpang masih tetap terapung saat terjadi kondisi genting di kapal. Pakaian pelampung kerap dikatakan sebagai life jacket atau workvest. Dalam penggunaannya pakaian pelampung kerap didampingi life jacket light yang berperan memberikan pertanda lokasi orang di laut khususnya saat malam hari.


10. Rompi Hidup


Rompi hidup sebagai rompi yang memakai bahan yang bisa berpijar bila terserang sinar. Benar-benar berguna bila dipakai pada keadaan gelap atau malam hari karena bisa bersinar dengan memantulkan dari sumber sinar hingga karyawan yang memakai rompi ini bisa secara mudah diketemukan.


11. Jas Hujan


Jas hujan sebagai salah satunya alat perlindungan badan dari air. Banyak pengendara motor baik di kota atau di pedalaman yang memakai jas hujan atau ponco supaya tidak terserang hujan. Selain itu jas hujan berperan untuk menepis angin yang masuk ke badan hingga karyawan yang memakai jas hujan akan terlindung.

Kamis, 05 Agustus 2021

Apa Jaga K3 Dibutuhkan Saat Bekerja di Dapur?


K3 atau yang mempunyai kepanjangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai satu pertimbangan dan usaha untuk jamin kesatuan dan kesempurnaan jasmani atau rohani tenaga kerja terutamanya dan manusia secara umum dan hasil kreasi dan budaya ke arah warga adil dan makmur. Menurut keilmuannya K3 disimpulkan sebagai semua pengetahuan dan Aplikasinya untuk menahan berlangsungnya kecelakaan kerja, penyakit karena kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Sedang menurut OHSAS 18001:2007 ialah semua keadaan dan factor yang bisa berpengaruh pada kesehatan serta keselamatan kerja tenaga kerja atau seseorang (kontraktor, penyuplai, pengunjung dan tamu) pada tempat kerja.  jual sepatu safety terdekat bisa cek di link berikut ini ya.


Manfaat jaga K3 tentunya banyak, bukan hanya amankan diri sendiri, tapi seseorang bahkan keluarga kita di dalam rumah. Jaga K3 bukan hanya dilaksanakan pada industri-industri besar, beberapa pabrik, tugas konstruksi, tetapi kita diharap bisa jaga K3 di semua bidang tugas, bahkan juga di lingkungan dapur. Dapur yang diartikan di sini bisa berbentuk dapur kecil yang umum kita pakai di dalam rumah untuk keperluan individu atau dapur besar yang memuat beberapa orang, untuk jumlah banyak dan mempunyai peraturan yang bisa disebutkan sulit.


Saat bekerja di dapur kita sebaiknya memperhitungkan kondisi di dapur dan meminimalkan berlangsungnya kecelakaan kerja yakni dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati. Bekerja di dapur mempunyai risiko timbulnya cidera enteng bahkan juga sampai cidera serius. Alat mengolah yang panas, jumlahnya perlengkapan dapur yang tajam dan beresiko yang diletakkan di sembarangan tempat dan tidak teratur, bisa memberikan ancaman keselamatan kerja untuk kita atau karyawan yang berada di dapur.


Penerapan k3 di lingkungan dapur ini salah satunya usaha untuk meminimalkan ada kecelakaan pada tempat kerja, kurangi kecapekan kerja, menambahkan keproduktifan manusia, dan memiara lingkungan kerja yang sehat da efektif.



Menurut Keputusan Menteri kesehatan NO. 175/MEN/SK/V/2003 jika tiap dapur komersil harus mempunyai :


Konstruksi bangunan, keadaan dapur bisa disebutkan bagus bila jarak antara sections dan peletakan perlengkapan kerja efektif, luas dapur yang disamakan dengan jumlah kapasitas tamu restaurant, dan ada jalur kerja yang bagus.

Lantai, lantai dibuat berbahan yang tidak gampang licin

Dinding, dinding gampang dicuci, dibikin bersih dan tidak ada sela atau rengat.

Sirkulasi, harus mempunyai jendela, pintu dan lubang udara atau exhaust untuk perputaran angin segar dan jaga lingkungan kerja supaya sehat.

Penerangan, penerangan dan pencahayaan sebaiknya memenuhi ruangan kerja.

Pembuangan, mekanisme pembuangan harus dipisah ke 4 kelompok yakni : Tersisa makanan, lemak, sampah anorganik, sampah organik.

Pembagian dapur, tiap dapur harus dipisah ke 4 daerah yakni : penyiapan ( mise enplace), pemrosesan (cooking process), penyuguhan (serving), pembersihan (cleaning)

Perkakas mengolah, perkakas mengolah harus sesuai keadaan dapur,berperan secara baik, dan selalu harus dijaga dan dibikin bersih.

Perlengkapan mengolah, gampang dipindah,gampang dibikin bersih, dimasukkan ke dinding jika dibutuhkan.

Peralatan bantuan pertama pada kecelakaan (P3K), pengecekan secara periodik harus dilaksanakan untuk jaga tersedianya peralatan P3K.

Peralatan pengendalian kebakaran, tiap dapur harus mempunyai perintah manual dan fire extinguisher.

Berdasar data kecelakaan atau peristiwa yang umum terjadi di lingkungan dapur diantaranya :


Cedera irisan, disebabkan karena pemakaian pisau, mesin pemotong, choppers yang tidak pas dan pecahan beling dan kaca.

Perlengkapan yang dialiri listrik, jika pemakaian nya tidak sesuai dengan, karena itu blenders, mixers, slicers, grinders, atau buffalo choppers bisa mengakibatkan cidera.

Gelas dan bermacam barang pecah iris, gelas, mangkuk, dan piring benar-benar lah rawan mengakibatkan cidera, pecahan dari kaca dan gelas yang umumnya ada dalam tempat bersihkan piring bisa mengakibatkan berlangsungnya kecelakaan kerja

Cedera bakar, hal yang tersering dan lumrah terjadi dalam kecelakaan kerja di dapur yaitu cedera bakar, dimulai dari cedera bakar enteng sampai cedera bakar kronis yang terjadi yang disebabkan contact dengan permukaan panas pemanggang (griller), oven, kompor, alat pengukus, alat penggorengan dan perlengkapan masak yang lain yang hasilkan energi panas

Tergelincir dan jatuh, biasanya terjadi jatuh dalam dapur biasanya disebabkan karena lantai yang licin dan berminyak. Pegawai banyak juga yang tidak memerhatikan kondisi dari lantai itu. bahaya dari lantai berminyak dan basah akan makin jelek jika terjadi saat jam kerja operasional dapur sedang repot.

Kebakaran, mayoritas dapur berpotensi kebakaran yang lumayan tinggi karena pemakaian api yang tetap berpijar. Kekuatan kebakaran yang terjadi di perusahaan penyuplai jasa makanan semakin tinggi dibandingkan tipe usaha yang lain.

Untuk menghindar kecelakaan dan peristiwa yang tidak diharapkan itu karyawan di lingkungan dapur sebaiknya diperlengkapi perlengkapan atau APD (Alat Perlindungan Diri) yang tepat. Alat atau APD yang semestinya diberi menurut Rabone (2007:50) ialah :


Topi juru masak (chef hat), ukuran sebaiknya sama sesuai dan tutupi tempat kepala dan bersih, dibuat berbahan yang bisa mempernyerap keringat, bisa dicuci atau sekali saja pakai.

Dasi kain ikat (neck tie), sebaiknya dibuat berbahan material katun yang bermanfaat untuk mempernyerap keringat yang berada di leher dan sebaiknya bersih.

Seragam Juru masak (chef jacket), sebaiknya dibuat berbahan yang gampang mempernyerap keringat, tebal tetapi bukan dibuat berbahan yang gampang panas. Diwajibkan memiliki 2 segi di bagian dada dan lengan panjang yang mana berperan sebagai perlindungan.

Celemek (apron), sebaiknya tutupi dari sisi pinggang s/d sisi lutut yang berperan sebagai perlindungan.tetapi tidak boleh memakai celemek yang terlampau panjang karena bisa mencelakakan keselamatan

Celana panjang (Trousers), untuk kenyamanan, celana harus dibuat berbahan katun dan tidak ketat, pun tidak bisa terlampau panjang karena beresiko untuk keselamatan

Sepatu (shoes), sepatu keselamatan yang dipakai di dapur sebaiknya nyaman, kuat, dan membuat perlindungan jemari jari kaki. Sisi alas kaki harus lah mempunyai sol anti licin dan sisi atas tidak mempernyerap.

Seperti itu keterangan ringkas dari saya berkenaan keutamaan jaga K3 di lingkungan dapur supaya tidak ada kecelakaan atau hal yang lain tidak diharapkan. Begitupun saya terangkan mengenai bahaya yang bisa terjadi dan berkenaan peralatan atau APD yang diperlukan untuk menahan berlangsungnya kecelakaan di lingkungan dapur.


Kemungkinan demikian keterangan saya berkenaan keutamaan jaga K3 di lingkungan dapur. Mudah-mudahan artikel ini berguna untuk beberapa orang yang membacanya.


Diberdayakan oleh Blogger.