Kamis, 16 April 2020

Bahu-Membahu Produksi APD, Masker, sampai Hand Sanitizer di Samarind



Balai Latihan Kerja Samarinda di Sungai Kunjang, tempat menghasilkan masker serta APD berbentuk pakaian hazmat. jual sepatu safety bisa menjadi solusi untuk kamu.

Di waktu epidemi sekarang beberapa hal yang terkait dengan penjagaan virus corona jadi buruan. Masker serta hand sanitizer telah satu bulan lebih ini bak pepatah "cari jarum di jerami ". Tidak cuma golongan umum, tenaga kesehatan juga kesusahan memperoleh alat pelindung diri (APD) untuk menjaga pasien virus ini.

Seharusnya, sekarang warga pundak membahu supaya bisa melalui waktu susah yang ditemui bersama-sama . Berita baiknya, langkah ini terlihat di Kota Pinggiran.

Diawali pada Laboratorium Farmasetika serta Tehnologi Farmasi punya Sekolah Tinggi Pengetahuan Kesehatan (STIKES) Kagama di Jalan AW Syahranie, Kelurahan Air Hitam, Samarinda. Di laboratorium itu, dibuat hand sanitizer yang sesuai dengan standar kesehatan.

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang melihat dengan cara langsung proses produksi hand sanitizer itu. Bagaimana bahan baku hand sanitizer etanol 95% digabungkan dengan Gliserol, Hidrogenperoksida serta pewangi.

"Menyengaja saya mengevaluasi langsung serta ingin tahu proses pengerjaan hand sanitizer (HS) serta disinfektan yang baik dan benar sesuai dengan standar aturan farmasi, " tutur Jaang.

Sesudah senang lihat kesibukan di laboratorium universitas itu, Jaang janji akan ajak aktor usaha supaya ikut serta menolong perlakuan Covid-19 di Kota Samarinda.

"Saya akan minta serta menggalang swasta serta perbankan untuk berperan serta menangani Covid-19 ini, bila ingin menolong hand sanitizer atau disinfektan, kita di Samarinda dapat menghasilkan. Nah, diantaranya, ya, di STIKES ini, " tuturnya.

Direktur STIKES Kagama, Supomo akui, faksinya sudah menghasilkan hand sanitizer dalam jumlah banyak. Tetapi, hand sanitizer bikinan mereka bukan untuk diperjual-belikan, tetapi dialokasikan ke sejumlah pekerjaan sosial yang dikerjakan instansi-instansi pemerintah serta organisasi.

Ia juga akui siap bersinergi dengan Pemerintah kota Samarinda serta faksi mana saja untuk saling mengentaskan Covid-19 dari Kota Pinggiran.

"Kami siap menolong Pemerintah kota Samarinda serta menolong siapapun yang ingin membuat untuk kebutuhan sosial di waktu epidemi Covid-19 ini, InsyaAllah dengan bahan yang baik serta langkah yang benar, berikut keterlibatan kami dari akademisi" tuturnya.

BLK DAN UMKM SAMARINDA BANTU PRODUKSI APD DAN MASKER
Dari laboratorium universitas STIKES Kagama, rombongan Pemerintah kota Samarinda ke arah Workshop Garmen Apparel punya Balai Latihan Kerja (BLK) Samarinda di Sungai Kunjang. Tempat itu menghasilkan masker serta APD berbentuk pakaian hazmat untuk tenaga medis di Samarinda.

Kepala BLK Samarinda, Andri Susila mengutarakan, ada 27 relawan tiap hari menjahit di workshop itu dalam satu minggu ini. Mereka terbagi dalam siswa training, alumni, serta Dharma Wanita BLK.

Dalam tempo satu minggu mereka sudah menghasilkan sekitar 200 pakaian hazmat. Sesaat untuk produksi masker, /harinya mereka dapat menghasilkan sampai 200 masker.

"Kami memang tidak bayar beberapa penjahit ini, semua menolong untuk kebutuhan sosial cuma kami sediakan makan serta transportasinya saja. Mudahan ini bisa menolong warga kota Samarinda, " berharap Andi Susila.

Wali Kota Jaang memberi apresiasinya pada relawan serta BLK yang sudah menghasilkan APD yang benar-benar sangat diperlukan oleh petugas medis. Ia juga minta supaya dinas berkaitan, seperti Tubuh Pengendalian Musibah Wilayah (BPBD) serta Dinas Kesehatan Kota Samarinda bekerjasama dengan faksi BLK Samarinda untuk pemenuhan keperluan APD di waktu ini.

"Pokoknya kita sudah siap mulai menghasilkan sendiri untuk kurangi ketergantungan di luar wilayah, selanjutnya ditambah hasil dari produksi dalam tempat lain lagi, " tegas Jaang.

Pemenuhan keperluan APD jadi perhatian aktor Usaha Mikro, Kecil serta Menengah (UMKM) di Kota Samarinda. Diantaranya yang dilaksanakan Muharram Konveksi yang ada di Jalan Rapak Mahang, Kelurahan Sungai Kapih, Sambutan.

"Alhamdullilah ada usaha konveksi di Samarinda yang telah beberapa waktu ini lakukan penganekaragaman upayanya dengan konsentrasi menolong produksi pakaian hazmat serta masker ini, " tutur Muhammad Faisal, Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) Kota Samarinda belakangan ini.

Bekas Kepala Dinas Pariwisata ini lihat bagaimana proses pengerjaan serta bahan yang dipakai dalam pengerjaan masker serta pakaian hazmat. Walau bangunan kelihatan kecil di luar, Faisal akui kaget ada sekitar 30 orang yang kerja didalamnya.

"Awalannya memang mereka konsentrasi ke konveksi pakaian, kaos, jaket, tas, terpal seperti usaha semacam. Nah di waktu beberapa orang kesulitan cari APD mereka lalu coba menolong produksi. Walaupun cukup kesusahan dengan bahan baku yang sulit dicari serta mahal sekali, " papar Faisal.

Dia meneruskan, usaha yang dilaksanakan oleh Muharram Konveksi ini searah apa yang diharapkan oleh Wali Kota Syaharie Jaang. Dimana entrepreneur turut terlibat dalam usaha pengentasan permasalahan virus yang ada sekarang.

"Entrepreneur lokal bisa bertindak menolong pemenuhan keperluan APD, hingga kita tidak tergantung dengan suplai dari wilayah lain serta kurangi kelangkaan yang mengakibatkan harga jadi tinggi, " jelas Faisal.

Selain itu Muhammad Nur, pemilik Muharram Konveksi akui faksinya sekarang memang tengah konsentrasi dalam menghasilkan APD sebagai keperluan tenaga kesehatan. Hingga dengan demikian ia mengharap dapat penuhi keperluan pakaian hazmat serta masker di Kota Samarinda.

"Kami dapat menghasilkan seputar 20 pakaian hazmat serta 1.000 masker sehari-harinya sekarang, mudahan kelak dengan menambahnya mesin jahit, kami dapat produksi bertambah banyak lagi, " jelas pria yang dekat dipanggil Memed ini.

Untuk menggenjot jumlah produksi, Memed akui bukan hanya mendayakan pekerjanya. Dan juga beberapa penjahit yang menyebar di sejumlah daerah lain di Samarinda yang kerja di dalam rumah semasing.

"Memang kendala penting ialah susahnya serta mahalnya suplai bahan baku dan masih kekurangan mesin untuk produksi, sekarang kami baru memiliki 40 mesin jahit bermacam tipe untuk memberikan dukungan usaha ini, " pungkas Memed.

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.